Senin, 07 Januari 2013

Sekolah



LEMBAGA SEKOLAH

A.    Pengertian Sekolah
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di bawah), tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.
Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan , seperti yang sudah dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maju masyarakat , semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk kedalam proses pembangunan masyarakat itu. Oleh karena itu sekolah sebagai pusat pendidikan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal yaitu mengembangkan kemampuan meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa Indonesia.
Sekolah adalah lembaga tempat menghasilkan sumber daya manusia atau disebut pula dengan peserta didik atau murid. Tidak mungkin seorang pintar, pandai dan terampil jika tidak dididik, diajar dan dilatih oleh pendidik. Oleh karena itu, sekolah sebagai tempat mendidik di mana peserta didik tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak terampil menjadi terampil.
Melalui sumber daya sekolah, masyarakat dapat melatih diri untuk menjadi warga sosial dan warga masyarakat yang terus-menerus meningkatkan ilmu pengetahuan, sikap baru, dan keterampilannya untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Di sanalah, nilai-nilai kehidupan pribadi dan masyarakat, peluang-peluang pengembangan diri, dan peningkatan produktivitas dapat digali dan dikembangkan.
Oleh karena itu, keberadaan sekolah hendaknya dapat dimaknai sebagai salah satu center of excellence terbentuknya manusia-manusia yang lebih kritis dan memiliki keterampilan untuk lebih berkembang. Dalam hal ini, sekolah dapat memberikan nilai tambah bagi semua pihak, baik orang tua peserta didik maupun masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah. Mengingat fakta peran sekolah terbatas sebagai tempat pembelajaran dan pertemuan guru dan murid dalam ilmu-ilmu khusus semata, maka kita memerlukan revitalisasi makna strategis sekolah.
Oleh sebab itu, sekolah harus dimaknai secara luas, sehingga memberikan kesan, bahwa melalui sekolah memiliki misi untuk menjadi peserta didik, untuk dapat menjadi insan kamil. Sekolah sebagai wadah membentuk karakter pribadi, yang cerdas, pintar, kreatif, inovatif, berbudi pekerti, mandiri, penuh tanggungjawab. Jadi, kita mesti melakukan revitalisasi terhadap sekolah, sehingga sekolah benar-benar menjadi lembaga otonom, yang tentunya menjadi tugas dan tanggungjawab komponen-komponen di dalamnya. Komponen-komponen yang ikut bertanggungjawab terhadap keberlangsungan dan kemajuan sekolah adalah kepala sekolah, guru, karyawan, peserta didik. Tentunya peran orang tua, masyarakat serta pemerintah akan menjadi faktor penentu di dalam keberlangsungan dan kemajuan sekolah.
Selain sekolah-sekolah inti, siswa di negara tertentu juga mungkin memiliki akses dan mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah pendidikan dasar dan menengah. TK atau pra-sekolah menyediakan sekolah beberapa anak-anak yang sangat muda (biasanya umur 3-5 tahun). Universitas, sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau seminari mungkin tersedia setelah sekolah menengah. Sebuah sekolah mungkin juga didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah ekonomi atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapat menyediakan kurikulum dan metode non-tradisional.
Ada juga sekolah non-pemerintah, yang disebut sekolah swasta. Sekolah swasta mungkin untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa memberi sekolah khusus bagi mereka; keagamaan, seperti sekolah Islam, sekolah Kristen, hawzas, yeshivas dan lain-lain, atau sekolah yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk mengembangkan prestasi pribadi lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi lembaga-lembaga pelatihan perusahaan dan pendidikan dan pelatihan militer.
Dalam homeschooling dan sekolah online, pengajaran dan pembelajaran berlangsung di luar gedung sekolah tradisional.

B.     Sarana Prasarana Sekolah
Ukuran dan jenis sekolah bervariasi tergantung dari sumber daya dan tujuan penyelenggara pendidikan. Sebuah sekolah mungkin sangat sederhana dimana sebuah lokasi tempat bertemu seorang pengajar dan beberapa peserta didik, atau mungkin, sebuah kompleks bangunan besar dengan ratusan ruang dengan puluhan ribu tenaga kependidikan dan peserta didiknya. Berikut ini adalah sarana prasarana yang sering ditemui pada institusi yang ada di Indonesia, berdasarkan kegunaannya:
Ruang Belajar
Ruang belajar adalah suatu ruangan tempat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Ruang belajar terdiri dari beberapa jenis sesuai fungsinya yaitu:
1)      Ruang kelas atau ruang Tatap Muka, ruang ini berfungsi sebagai ruangan tempat siswa menerima pelajaran melalui proses interaktif antara peserta didik dengan pendidik, ruang belajar terdiri dari berbagai ukuran, dan fungsi.
2)      Ruang Praktik/Laboratorium ruang yang berfungsi sebagai ruang tempat peserta didik menggali ilmu pengetahuan dan meningkatkan keahlian melalui praktik, latihan, penelitian, percobaan. Ruang ini mempunyai kekhususan dan diberi nama sesuai kekhususannya tersebut, diantaranya:
3)      Laboratorium Fisika/Kimia/Biologi,
4)      Laboratorium bahasa,
5)      Laboratorium komputer,
6)      Ruang keterampilan, dll
Kantor
Ruang kantor adalah suatu tempat dimana tenaga kependidikan melakukan proses administrasi sekolah tersebut, pada institusi yang lebih besar ruang kantor merupakan sebuah gedung terpisah.
Perpustakaan
Sebagai satu institusi yang bergerak dalam bidang keilmuan, maka keberadaan perpustakaan sangat penting.Untuk meminjam buku, murid terlebih dahulu harus mempunyai kartu peminjaman agar dapat meminjam sebuah buku.
Halaman/Lapangan
Merupakan area umum yang mempunyai berbagai fungsi diantaranya:
1)      tempat upacara
2)      tempat olahraga
3)      tempat kegiatan luar ruangan
4)      tempat latihan
5)      tempat bermain/beristirahat
Ruang lain
1)      Kantin/cafetaria
2)      Ruang organisasi peserta didik (OSIS, Pramuka, Senat Mahasiswa, dll)
3)      Ruang Komite
4)      Ruang keamanan
5)      Ruang produksi, penyiaran dll.
Sekolah menurut status
Menurut status sekolah terbagi dari:
1)      Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi.
2)      Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintah/swasta, penyelenggara berupa badan berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah.

C.    Fungsi dan Peranan Sekolah
1. Fungsi Lembaga Sekolah
1)      Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
2)      Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
3)      Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.
4)      Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.
5)      Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
6)      Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
Adapun fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan antara lain :
Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan , dan diharapkan anak yang telah menyelesaikan sekolahnya dapat melakukan sesuatu pekerjaan atau paling tidak sebagai dasar dalam mencari pekerjaan.
1)      Sekolah memberikan ketrampilan dasar
2)      Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib
3)      Sekolah menyediakan tenaga pembangunan
4)      Sekolah membentuk manusia sosial
Peranan Lembaga Sekolah
1)      Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan.
2)      Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.
3)      Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan agama.
2. Tanggung Jawab Sekolah
1)      Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku.
2)      Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan.
3)      Tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan jabatannya.

Peran Lembaga Sekolah Dalam Mensukseskan Program Pendidikan 9 Tahun
Lembaga sekolah sebagai transformasi tempat penyelenggaraan proses mengajar yang didalamnya sudah dilengkapi dengan kurikulum, guru, sumber, sarana dan prasarana dituntut berperan lebih besar dalam upaya menyukseskan wajib belajar sembilan tahun tersebut. Tetapi harus ditemukan dahulu hambatan-hambatan terhadap lajunya program tersebut, selanjutnya setelah ditemukan hambatan-hambatan dalam program wajib belajar sembilan tahun, maka perlu adanya tindakan-tindakan untuk mencari jalan keluar yang tepat guna dan berhasil guna.
Dibawah ini ada beberapa pendekatan yang dapat ditempuh oleh lembaga-lembaga sekolah terutama guru-guru yang mungkin dapat membantu menyukseskan program tersebut, diantaranya :
1)      Memperkenalkan program wajib belajar sembilan tahun kepada murid dan orang tua dengan jelas sehingga mereka mengerti maksud dan tujuannya.
2)      Memperkenalkan jalur pendidikan formal sejak TK sampai perguruan tinggi, termasuk perbedaan dan penggolongan sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah menengah umum dan kejuruan, perbedaan akademi, institute, dan universitas.
3)      Memperkenalkan tujuan tiap-tiap jenjang pendidikan dengan sederhana tapi jelas.
4)      Memperkenalkan pendidikan seumur hidup ( long life education ) kepada murid-murid dengan maksud dan tujuannya.
5)      Perlu adanya kekompakan dan persamaan persepsi antara semua personal sekolah dalam memberikan arahan kepada murid dan dilakukan secara terus menerus.
6)      Mengusahakan agar semua murid bergairah dalam belajar dengan jalan mengajar yang tepat yang disajikan dengan segar sehingga terhindar dari anak-anak yang mendapat kesulitan dalam belajar, lebih-lebih anak-anak yang membenci pelajaran dan gurunya.
7)      Memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang kemungkinan besar tidak melanjutkan sekolah dengan jalan memberikan rangsangan ( stimulus ) dan semangat ( motivasi ) serta mengadakan pendekatan kepada orang tuanya.
8)      Memberikan jalan keluar kepada anak-anak yang setelah melalui berbagai macam cara tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke sekolah formal. Mereka dapat diarahkan ke pesantren-pesantren , mengikuti kursus-kursus keterampilan dan lain sebagainya.
9)      Tidak terlalu membebankan pembiyayaan kepada anak-anak yang perekonomian orang tuanya di bawah standar, terutama dalam pembayaran sumbangan pembiyayan pendidikan ( SPP ) apalagi sekarang sudah disumbang oleh pemerintah yang disebut dana BOS ( bantuan operasi Sekolah ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar