LEMBAGA SEKOLAH
A.
Pengertian
Sekolah
Sekolah
adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau
"murid") di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki
sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan
melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi
menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di bawah), tetapi umumnya termasuk
sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah
menyelesaikan pendidikan dasar.
Sekolah
merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan , seperti
yang sudah dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman keluarga tidak mungkin lagi
memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu pengetahuan
dan teknologi. Semakin maju masyarakat , semakin penting peranan sekolah dalam
mempersiapkan generasi muda sebelum masuk kedalam proses pembangunan masyarakat
itu. Oleh karena itu sekolah sebagai pusat pendidikan mampu melaksanakan fungsi
pendidikan secara optimal yaitu mengembangkan kemampuan meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat bangsa Indonesia.
Sekolah
adalah lembaga tempat menghasilkan sumber daya manusia atau disebut pula dengan
peserta didik atau murid. Tidak mungkin seorang pintar, pandai dan terampil
jika tidak dididik, diajar dan dilatih oleh pendidik. Oleh karena itu, sekolah
sebagai tempat mendidik di mana peserta didik tidak tahu menjadi tahu, tidak
mengerti menjadi mengerti, tidak terampil menjadi terampil.
Melalui
sumber daya sekolah, masyarakat dapat melatih diri untuk menjadi warga sosial
dan warga masyarakat yang terus-menerus meningkatkan ilmu pengetahuan, sikap
baru, dan keterampilannya untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Di
sanalah, nilai-nilai kehidupan pribadi dan masyarakat, peluang-peluang
pengembangan diri, dan peningkatan produktivitas dapat digali dan dikembangkan.
Oleh
karena itu, keberadaan sekolah hendaknya dapat dimaknai sebagai salah satu
center of excellence terbentuknya manusia-manusia yang lebih kritis dan
memiliki keterampilan untuk lebih berkembang. Dalam hal ini, sekolah dapat
memberikan nilai tambah bagi semua pihak, baik orang tua peserta didik maupun
masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah. Mengingat fakta peran sekolah
terbatas sebagai tempat pembelajaran dan pertemuan guru dan murid dalam
ilmu-ilmu khusus semata, maka kita memerlukan revitalisasi makna strategis
sekolah.
Oleh
sebab itu, sekolah harus dimaknai secara luas, sehingga memberikan kesan, bahwa
melalui sekolah memiliki misi untuk menjadi peserta didik, untuk dapat menjadi
insan kamil. Sekolah sebagai wadah membentuk karakter pribadi, yang cerdas,
pintar, kreatif, inovatif, berbudi pekerti, mandiri, penuh tanggungjawab. Jadi,
kita mesti melakukan revitalisasi terhadap sekolah, sehingga sekolah
benar-benar menjadi lembaga otonom, yang tentunya menjadi tugas dan
tanggungjawab komponen-komponen di dalamnya. Komponen-komponen yang ikut
bertanggungjawab terhadap keberlangsungan dan kemajuan sekolah adalah kepala
sekolah, guru, karyawan, peserta didik. Tentunya peran orang tua, masyarakat
serta pemerintah akan menjadi faktor penentu di dalam keberlangsungan dan
kemajuan sekolah.
Selain
sekolah-sekolah inti, siswa di negara tertentu juga mungkin memiliki akses dan
mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah pendidikan dasar dan
menengah. TK atau pra-sekolah menyediakan sekolah beberapa anak-anak yang
sangat muda (biasanya umur 3-5 tahun). Universitas, sekolah kejuruan, perguruan
tinggi atau seminari mungkin tersedia setelah sekolah menengah. Sebuah sekolah
mungkin juga didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah ekonomi
atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapat menyediakan kurikulum dan metode
non-tradisional.
Ada
juga sekolah non-pemerintah, yang disebut sekolah swasta. Sekolah swasta
mungkin untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa
memberi sekolah khusus bagi mereka; keagamaan, seperti sekolah Islam, sekolah
Kristen, hawzas, yeshivas dan lain-lain, atau sekolah yang memiliki standar
pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk mengembangkan prestasi pribadi
lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi lembaga-lembaga pelatihan perusahaan
dan pendidikan dan pelatihan militer.
Dalam
homeschooling dan sekolah online, pengajaran dan pembelajaran berlangsung di
luar gedung sekolah tradisional.
B.
Sarana
Prasarana Sekolah
Ukuran
dan jenis sekolah bervariasi tergantung dari sumber daya dan tujuan
penyelenggara pendidikan. Sebuah sekolah mungkin sangat sederhana dimana sebuah
lokasi tempat bertemu seorang pengajar dan beberapa peserta didik, atau
mungkin, sebuah kompleks bangunan besar dengan ratusan ruang dengan puluhan
ribu tenaga kependidikan dan peserta didiknya. Berikut ini adalah sarana
prasarana yang sering ditemui pada institusi yang ada di Indonesia, berdasarkan
kegunaannya:
Ruang Belajar
Ruang
belajar adalah suatu ruangan tempat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan.
Ruang belajar terdiri dari beberapa jenis sesuai fungsinya yaitu:
1) Ruang
kelas atau ruang Tatap Muka, ruang ini berfungsi sebagai ruangan tempat siswa
menerima pelajaran melalui proses interaktif antara peserta didik dengan
pendidik, ruang belajar terdiri dari berbagai ukuran, dan fungsi.
2) Ruang
Praktik/Laboratorium ruang yang berfungsi sebagai ruang tempat peserta didik
menggali ilmu pengetahuan dan meningkatkan keahlian melalui praktik, latihan,
penelitian, percobaan. Ruang ini mempunyai kekhususan dan diberi nama sesuai
kekhususannya tersebut, diantaranya:
3) Laboratorium
Fisika/Kimia/Biologi,
4) Laboratorium
bahasa,
5) Laboratorium
komputer,
6) Ruang
keterampilan, dll
Kantor
Ruang
kantor adalah suatu tempat dimana tenaga kependidikan melakukan proses
administrasi sekolah tersebut, pada institusi yang lebih besar ruang kantor
merupakan sebuah gedung terpisah.
Perpustakaan
Sebagai
satu institusi yang bergerak dalam bidang keilmuan, maka keberadaan
perpustakaan sangat penting.Untuk meminjam buku, murid terlebih dahulu harus
mempunyai kartu peminjaman agar dapat meminjam sebuah buku.
Halaman/Lapangan
Merupakan
area umum yang mempunyai berbagai fungsi diantaranya:
1) tempat
upacara
2) tempat
olahraga
3) tempat
kegiatan luar ruangan
4) tempat
latihan
5) tempat
bermain/beristirahat
Ruang lain
1) Kantin/cafetaria
2) Ruang
organisasi peserta didik (OSIS, Pramuka, Senat Mahasiswa, dll)
3) Ruang
Komite
4) Ruang
keamanan
5) Ruang
produksi, penyiaran dll.
Sekolah menurut status
Menurut
status sekolah terbagi dari:
1) Sekolah
negeri, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, mulai dari sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi.
2) Sekolah
swasta, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintah/swasta,
penyelenggara berupa badan berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan
hukum penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah.
C.
Fungsi
dan Peranan Sekolah
1.
Fungsi Lembaga Sekolah
1) Mengembangkan
kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
2) Spesialisasi
dalam bidang pendidikan dan pengajaran
3) Efisiensi.
Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah
anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak
dan juga bagi orang tua.
4) Sosialisasi,
yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu
beradaptasi dengan masyarakat.
5) Konservasi
dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan
dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
6) Transisi
dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri
sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
Adapun
fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan antara lain :
Sekolah
mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan , dan diharapkan anak yang telah
menyelesaikan sekolahnya dapat melakukan sesuatu pekerjaan atau paling tidak
sebagai dasar dalam mencari pekerjaan.
1) Sekolah
memberikan ketrampilan dasar
2) Sekolah
membuka kesempatan memperbaiki nasib
3) Sekolah
menyediakan tenaga pembangunan
4) Sekolah
membentuk manusia sosial
Peranan
Lembaga Sekolah
1) Tempat
anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan.
2) Tempat
anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.
3) Mempersiapkan
anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan
agama.
2.
Tanggung Jawab Sekolah
1) Tanggung
jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan
menurut ketentuan yang berlaku.
2) Tanggung
jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan.
3) Tanggung
jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana
pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan jabatannya.
Peran Lembaga Sekolah Dalam
Mensukseskan Program Pendidikan 9 Tahun
Lembaga
sekolah sebagai transformasi tempat penyelenggaraan proses mengajar yang
didalamnya sudah dilengkapi dengan kurikulum, guru, sumber, sarana dan
prasarana dituntut berperan lebih besar dalam upaya menyukseskan wajib belajar
sembilan tahun tersebut. Tetapi harus ditemukan dahulu hambatan-hambatan
terhadap lajunya program tersebut, selanjutnya setelah ditemukan
hambatan-hambatan dalam program wajib belajar sembilan tahun, maka perlu adanya
tindakan-tindakan untuk mencari jalan keluar yang tepat guna dan berhasil guna.
Dibawah
ini ada beberapa pendekatan yang dapat ditempuh oleh lembaga-lembaga sekolah
terutama guru-guru yang mungkin dapat membantu menyukseskan program tersebut,
diantaranya :
1) Memperkenalkan
program wajib belajar sembilan tahun kepada murid dan orang tua dengan jelas sehingga
mereka mengerti maksud dan tujuannya.
2) Memperkenalkan
jalur pendidikan formal sejak TK sampai perguruan tinggi, termasuk perbedaan
dan penggolongan sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah menengah umum dan
kejuruan, perbedaan akademi, institute, dan universitas.
3) Memperkenalkan
tujuan tiap-tiap jenjang pendidikan dengan sederhana tapi jelas.
4) Memperkenalkan
pendidikan seumur hidup ( long life education ) kepada murid-murid dengan
maksud dan tujuannya.
5) Perlu
adanya kekompakan dan persamaan persepsi antara semua personal sekolah dalam
memberikan arahan kepada murid dan dilakukan secara terus menerus.
6) Mengusahakan
agar semua murid bergairah dalam belajar dengan jalan mengajar yang tepat yang
disajikan dengan segar sehingga terhindar dari anak-anak yang mendapat
kesulitan dalam belajar, lebih-lebih anak-anak yang membenci pelajaran dan
gurunya.
7) Memberikan
perhatian khusus kepada anak-anak yang kemungkinan besar tidak melanjutkan
sekolah dengan jalan memberikan rangsangan ( stimulus ) dan semangat ( motivasi
) serta mengadakan pendekatan kepada orang tuanya.
8) Memberikan
jalan keluar kepada anak-anak yang setelah melalui berbagai macam cara tidak
dapat melanjutkan pendidikannya ke sekolah formal. Mereka dapat diarahkan ke
pesantren-pesantren , mengikuti kursus-kursus keterampilan dan lain sebagainya.
9) Tidak
terlalu membebankan pembiyayaan kepada anak-anak yang perekonomian orang tuanya
di bawah standar, terutama dalam pembayaran sumbangan pembiyayan pendidikan (
SPP ) apalagi sekarang sudah disumbang oleh pemerintah yang disebut dana BOS (
bantuan operasi Sekolah ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar